Rabu, 19 Agustus 2009

tugas laporan praktek bubut

SOPARI
TEKNIK MESIN ANGKATAN II
UNIVERSITAS PAMULANG
2006030467
KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek mesin bubut , milling machine dan welding.

Dengan adanya praktek ini telah menambah wawasan dalam hal teknologi keteknikan yang sangat di butuhkan oleh seorang mahasiswa agar menjadi seorang mahasiswa yang mampu bersaing di dunia industri logam.

Penulis juga berterima kasih atas semua pihak yang telah membantu dalam laporan praktek ini , baik secara langsung maupun tidak langsung terutama Bpk Djuhana selaku dosen pembimbing.




Pamulang 2009





Penulis




DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ……………………………………………………………1
BAB I PENDAHULUAN

A.Tujuan …………………………………………………………2
B.Prinsip Kerja Mesin Bubut ……………………...…………………...…3
C.Bagian -
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
Mesin bubut


Mesin bubut tahun 1911 menunjukkan bagian-bagiannya.


Mesin bubut kecil
Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
B. Prinsip kerja mesin bubut


Mesin bubut yang menggunakan sabuk di Hagley Museum
Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
C. Bagian-bagian mesin bubut
Mesin bubut terdiri dari meja dan kepala tetap. Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal. Eretan utama akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk.
D. Jenis-jenis Mesin Bubut
1. Mesin Bubut Universal 2. Mesin Bubut Khusus 3. Mesin Bubut Konven
2.
3. sional 4. Mesin Bubut dengan Komputer (CNC)





BAB II

TEORI MESIN BUBUT



I. Penggolongan Mesin Bubut
A. Pembubut Kecepatan F. Pembubut Turet
1. Pengerjaan Kayu 1. Horisontal
2. Pemusingan Logam a. Jenis ram
3. Pemolesan b. Jenis sadel

B. Pembubut Mesin 2. Vertikal
1. Penggerak puli kerucut a. Stasiun tunggal bertingkat b. Stasiun banyak
2. Penggerak roda gigi tangan 3. Otomatis
3. Penggerak kecepatan G. Pembubut Otomatis

C. Pembubut Bangku H. Mesin Ulir Otomatis
D. Pembubut Ruang Perkakas 1. Spindel Tunggal
E. Pembuat kegunaan Khusus 2. Spindel Banyak
I. Fris Pengebor Vertikal




II. Konstruksi Mesin Bubut
Pembubut mesin tugas berat.
Jenis ini mempunyai kepala tetap berisi roda gigi dan mendapatkan daya dari motor yang
disambungkan dengan sabuk V. Pengendali pada kepala tetap bisa mengatur kecepatan sampai 27 variasi kecepatan.
Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku untuk menampung panjang stok yang berbeda
beda. Pergerakannya diatur dengan penyetel roda dan dilengkapi dengan ulir pengencang pada dasarnya untuk menyetel kelurusan dan untuk pembubutan tirus.
Sekrup pengarah adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke kereta luncur dan bisa
dipasang atau dilepas dari kereta luncur selama operasi. Ulir pengarah hanya untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.
Batang hantaran terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang.
Kereta luncur terdiri dari perletakan majemuk, sadel pahat dan apron. Konstruksinya kaku karena harus menyangga dan memandu pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu pahat dalam arah menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan
gerakan perletakan majemuk dan roda tangan dibawah untuk menggerakkan kereta luncur sepanjang landasan.Apron yang terletak pada kereta luncur berisi kendali, roda gigi dan
mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur baik dengan tangan
atau dengan daya.
Ukuran Mesin bubut dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat diputar, sehingga sebuah mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagaian pabrik lain menyatakan dalam panjang
bangku.
Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebuttergantung pada jenis produksi atau jenis benda kerja.
Pembubut Kecepatan (speed lathe) adalah mesin bubut yang mempunyai konstruksi sederhana dan terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat distel untuk mendukung pahat. Digunakan untuk pemahatan tangan dan kerja ringan maka bubut dioperasikan pada kecepatan tinggi. Mesin jenis ini biasanya dipakai untuk membubut kayu, atau untuk membuat pusat pada silinder logam sebelum dikerjakan lebih lanjut oleh mesin bubut mesin.
Pembubut mesin. Mendapatkan namanya dari mesin bubut pertama /lama yang digerakkan oleh mesin setelah sebelumnya digerakkan kecepatan adalah tambahan untuk pengendalian kecepatan spindel dan untuk penyanggaan dan pengendalian hantaran pahat tetap. Kepala tetap dilengkapi dengan puli kerucut empat tingkat yang menyediakan empat kisaran kecepatan spindel jika dihubungkan ke poros motor. Sebagai tambahan mesin ini dilengkapi dengan roda gigi belakang yang bila dihubungkan dengan puli kerucut akan
memberikan tambahan empat variasi kecepatan.
Pembubut bangku adalah mesin bubut kecil yang terpasang pada bangku kerja. Disainnya mempunyai kesamaan dengan mesin bubut kecepatan atau mesin hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Dibuat untuk benda kecil dan mempunyai kapasitas ayunan maksimum sebesar 250 mm pada pelat muka. Pembubut Ruang Perkakas adalah mesin bubut untuk pembuatan perkakas kecil, alat ukur, die dan komponen presisi lainnya. Mesin ini
dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan untuk membuat pekerjaan perkakas yang teliti.

III. Operasi Bubut

Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam :
• pembubutan
• pengeboran
• pengerjaan tepi
• penguliran
• pembubutan tirus
• Penggurdian
• Meluaskan lubang

Pembubutan Silindris
Benda disangga diantara kedua pusatnya. Operasi pembubut, A. Pahat mata tunggal dalam operasi pembubutan, B. Memotong tepi.
Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam seperti gambar 3B. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.
Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial.
Penggolongan berikut yang umum digunakan :
1. Tirus Morse. Banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).
2. Tirus Brown dan Sharp. Terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417 mm/mm (4,166%).
3. Tirus Jarno dan Reed. Digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0,0500 mm/mm (5,000%), tetapi
diameternya berbeda.
4. Pena tirus. Digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
Ketirusan luar yang teliti dapat dipotong pada sebuah pembubut dalam beberapa cara :
1. Mesin kendali numeris yang dapat memotong kerucut sebagai
hal yang biasa.
2. Dengan perlengkapan membubut tirus. Perlengkapan yang diperlihatkan pada gambar 4. dibautkan pada punggung mesin bubut dan mempunyai batang pemandu yang dapat dikunci
pada sudut atau ketirusan yang diinginkan. Ketika kereta luncur bergerak sebuah peluncur diatas batang pahat 1 Ketirusan ini distandardisasi dalam satuan Inggris yaitu (0,60235 in. tiap foot), Brown dan Sharp (1/2 in. tiap foot), Jarno dan Reed (0,6 in. tiap foot), dan pena tirus (1/4 in. tiap foot). Konversi diberikan dalam milimeter dan presentase, yang ekivalen karena ketirusan adalah tanpa satuan di dalam satuan SI.
3. Perletakan majemuk pada kereta luncur bubut seperti diperlihatkan pada gambar 5. mempunyai dasar bulat dan dapat diputar ke sembarang sudut yang diinginkan dari benda
kerja. Pahat kemudian dihantarkan kedalam benda kerja dengan tangan. Metode ini untuk ketirusan pendek.
4. Penguncian pusat ekor tetap yang digeser memperlihatkan metode ini. Kalau ekor tetap digeser secara horisontal dari sumbu sebesar 6,4 mm untuk batang silinder sepanjang 305 mm, akan diperoleh ketirusan 0,0416 mm/mm (4,16%). Jadi ketirusan juga ditentukan oleh panjang silinder yang dibubut.

IV. Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola,memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.
Dalam mengunci pahat untuk ulir-V, terdapat dua metode hantaran pahat. Pahat dapat dihantarkan lurus kedalam benda kerja, ulir terbentuk karena serangkaian potongan ringan
Metode pemotongan ini baik digunakan untuk pemotongan besi cor atau kuningan. Metode kedua adalah dengan menghantar pahat pada suatu sudut seperti gambar 7B dan 7D. Metode ini digunakan untuk membuat ulir pada bahan baja. Pahat diputar sebesar 29o dan pahat dihantar ke benda kerja sehingga seluruh pemotongan dilakukan pada sisi kiri dari pahat.
Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turet memiliki ciri khusus yang terutama disesuaikan untuk kebutuhan mesin produksi. Keahlian pekerja disesuaikan pada mesin ini sehingga operator yang
kurang pengalaman bisa menghasilkan komponen yang sejenis.Karakteristik utama kelompok mesin ini adalah bahwa pahat/perkakas bisa distel untuk operasi berurutan. Walaupun tenaga skill/terlatih diperlukan untuk menyetel perkakas dengan benar, namun setelah itu untuk mengoperasikannya bisa dilakukan oleh tenaga tidak terlatih.
Mesin Bubut Turet Horisontal
Mesin ini dibuat dalam dua desain umum yaitu ram dan sadel. Mesin bubut jenis ram disebut demikian sesuai dengan cara
turet dipasang. Turet ditempatkan pada peluncur atau ram yang bergerak kebelakang dan kemuka pada sebuah sadel yang diapitkan kepada bangku mesin bubut. Pengaturan ini menghasilkan gerakan cepat dari turet dan dianjurkan untuk untuk kerja batang atau
pencekaman tugas ringan. Sadelnya tidak bergerak selama operasi. Pada jenis sadel yang digunakan untuk pekerjaan pencekaman, mempunyai turet yang dipasang langsung pada sadel. Sadelnya bergerak bolak balik bersama turet. Mesin bubut turet jenis ram nomor 3 dengan kendali daur listrik. Mesin bubut turet pencekaman jenis sadel. Karena perkakas pencekaman menggantung (overhang) dan tidak mendukung benda kerja, maka perkakas pencekam harus sekaku mungkin. Mesin bubut turet dikonstruksi dengan cara yang sama dengan mesin bubut biasa.
Perbedaan Antara Mesin Bubut Turet Dengan Mesin Bubut Biasa
Perbedaan utamanya adalah bahwa mesin bubut turet disesuaikan untuk pekerjaan produksi yang banyak sedangkan mesin bubut biasa terutama digunakan untuk berbagai pekerjaan, untuk pembubut ruang perkakas atau kerja tunggal. Ciri ciri mesin bubut turet yang membuatnya dipakai untuk produksi banyak adalah :
1. Perkakas bisa distel pada turet untuk pekerjaan berurutan.
2. Setiap stasiun dilengkapi dengan penghenti atau penggerak hantaran sehingga masing-masing pemotongan oleh pahat adalah sama dengan pemotongan sebelumnya.
3. Pemotongan majemuk dapat diambil dari stasiun yang sama pada saat yang sama, misalnya pembubutan atau pemboran ubang sebanyak dua buah atau lebih.
4. Pemotongan kombinasi dapat dibuat yaitu pahat pada peluncur menyilang (cross slide) dapat digunakan bersamaan dengan pahat pada turet yang lagi memotong.
5. Kekakuan pada pemegang benda kerja atau pahat harus dibuat pada mesin untuk pekerjaan majemuk atau pemotongan kombinasi.
6. Mesin bubut turet mungkin dilengkapi dengan berbagai perlengkapan seperti pembuatan tirus, pembuatan ulir dan pekerjaan duplikasi dan bisa dikontrol dengan pita/kaset.
Prinsip Pahat Dan Perpahatan
Dalam produksi adalah penting bahwa pekerjaan dilakukan sesingkat mungkin. Waktu yang dihabiskan dalam produksi adalah : waktu penyetelan, penanganan benda kerja, penanganan mesin, dan waktu pemotongan.
Waktu penyetelan dapat dikurangi dengan menyiapkan semua pahat yang diperlukan dalam kondisinya dan siap dipakai.Waktu penanganan benda kerja yaitu waktu yang dipakai dalam
memasang atau melepaskan benda kerja. Hal ini sangat tergantung kepada piranti pemegang benda kerja. Untuk pekerjaan batang maka waktu ini dikurangi dengan menggunakan leher stok batang. Waktu penanganan mesin adalah waktu yang diperlukan dalam
memasang masing-masing perkakas pada tempatnya. Bisa dikurangi dengan menempatkan perkakas pada posisi dan urutan yang benar sehingga memudahkan penggunaannya atau dengan melakukan pemotongan kombinasi atau jamak, jika memungkinkan. Waktu potong untuk suatu operasi dikendalikan oleh penggunaan yang benar atas perkakas potong, kecepatan dan hantaran. Pemotongan kombinasi bisa menghemat waktu potong.
Mengkombinasikan pemotongan pada pekerjaan batang. B.
Pemotongan banyak dari turet segi enam.
Pemotongan kombinasi menunjukkan penggunaan serentak dari pahat peluncur dan turet.
Penyetelan untuk memesin operasi dalam pada adaptor berulir.
1. Stok batang dimajukan terhadap penghenti stok kombinasi dan gurdi awal.dan diapitkan ke leher. Gurdi awal dimajukan dan ujung benda kerja di gurdi/senter.
2. Dibuat lobang pada stok dengan menggurdi sesuai dengan panjang yang diperlukan.
3. Lubang dibor sesuai dengan diameter ulir.
4. Lubang yang digurdi diperbesar dengan peluas lubang (reamer)
5. Alur untuk celah ulir dibuat. Untuk operasi ini digunakan perkakas luncur gerak cepat.
6. Ulirnya dibuat dengan sebuah tap yang dipegang oleh kopling
tap dan pemegang die.
Mesin Bubut Turet Horisontal Otomatis
mesin bubut turet otomatis yang penampilannya mirip dengan jenis sadel standar namun operasinya otomatis. Turet segienam dioperasikan dengan tenaga hidrolik dan dilengkapi dengan penggeseran melintang cepat dan penukaran otomatis kepala hantaran yang sesuai pada setiap titik. Gerakan dari peluncur menyilang dikendalikan oleh nok yang digerakkan oleh gerakan ke depan dari turet.
Mesin Bubut Turet Vertikal
Mesin bubut turet vertikal mirip dengan fris pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turet untuk memasang pahat. Mesin ini terdiri dari pencekam atau meja berputar dalam kedudukan horisontal, dengan turet dipasangkan diatas rel menyilang. Mesin ini
dikembangkan untuk memudahkan pemuatan, pemegangan dan pemesinan dari suku cadang berat dan diameter besar, memperlihatkan sebuah mesin bubut turet vertikal
yang dilengkapi dengan tiga kepala pemotong: kepala turet utama yang berputar, kepala ram yang ditunjukkan di sebelah kiri dan kepala sampingUntuk mengadakan pemotongan bersudut, baik ram maupun turet dapat diputar 30 derjat kekiri atau kanan dari pusat. Ram
menyediakan stasiun perkakas lain pada mesin yang bisa dioperasikan terpisah atau bersama-sama dengan yang lainnya.Mesin bisa dilengkapi dengan pengendali yang akan menghasilkan
operasi otomatik pada setiap kepala, laju dan arah hantaran dan perubahan kecepatan spindel.
. Mesin Bubut Stasiun Jamak Vertikal Otomatis
Mesin ini didesain untuk produksi tinggi dan biasanya dilengkapi dengan lima atau sembilan stasiun kerja dan posisi/dudukan pemuatan. Dalam beberapa mesin disediakan dua spindel untuk setiap stasiun. Biasanya semua jenis operasi bisa dilakukan seperti menfris,
menggurdi, mengulir, mengetap, meluaskan lobang dan mengebor. Keuntungan mesin ini adalah bahwa operasi bisa dilakukan secara serentak dan dengan urutan yang sesuai.
Mesin Bubut Otomatis
Mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis dihantarkan kepada benda kerja dan mundur setelah daurnya diselesaikan, dikenal sebagai mesin bubut otomatis. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku cadang dapat dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator.

Mesin Bubut Duplikat
Mesin bubut duplikat memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari bentuk induk ataupun contoh dari benda kerja. Hampir setiap mesin bubut standar dapat dimodifikasi untuk pekerjaan penduplikasian. Reproduksinya dari sebuah pola, baik bulat atau datar
yang biasanya dipasangkan dibelakang mesin bubut. Pola dihubungkan dengan sebuah jarum yang digerakkan oleh udara, hidrolik atau listrik.
Mesin Ulir Otomatis
Ditemukan oleh Christopher N. Spencer. Ciri utama dari mesin tersebut adalah adanya pengontrolan gerakan turet sehingga perkakas bisa diumpan ke benda kerja pada kecepatan yang diinginkan, ditarik dan diarahkan ke kedudukan berikutnya. Ini semuanya dilakukan dengan mekanisme nok berbentuk silinder atau drum yang terletak dibawah turet. Ciri khas lainnya yang dikendalikan oleh nok adalah mekanisme pemegangan benda kerja pada leher, dan melepaskannya pada akhir siklus. Mesin pertama jenis ini hanya beroperasi untuk membuat sekrup dan baut. Karena mesin ini hanya memproduksi komponen satu persatu
dengan sedikit perhatian dari operator maka sebab itu disebut otomatik. Mesin ulir otomatis bisa diklasifikasikan berdasarkan turet atau jumlah spindel, tapi mesin multi spindel tidak diklasifikasikan sebagai mesin ulir tetapi sebagai mesin spindel-banyak otomatis. Memperlihatkan mesin ulir yang didesain untuk benda kerja batang diameter kecil. Mesin ini mempunyai peluncur melintang yang bisa membawa perkakas didepan dan dibelakang, dan turet yang terpasang pada posisi vertikal pada peluncur gerakan longitudinal. Perkakas dipasang disekeliling turet pada bidang vertikal segaris dengan spindel.
Mesin Ulir Jenis Swis
Pada mesin jenis Swiss tampak ujung mesin ulir jenis swiss yang dikembangkan untuk pembubutan teliti dari komponen kecil. Pahat mata tunggal digunakan pada mesin ini dan ditempatkan secara radial disekeliling bushing karbida dimana stok dimajukan selama
proses pemesinan. Pembubutan dilakukan oleh dua mata perkakas horisontal sedangkan tiga lainnya digunakan untuk membuat alur, memotong putus dan membuat alur.Tampak ujung dari mesin ulir jenis Swis yang menunjukkan nok ayun dan mekanisme kendali pahat.
Spindel Banyak Otomatis
Mesin spindel banyak otomatis adalah jenis yang paling cepat dari mesin produksi untuk pekerjaan batang. Mesin ini otomatis sepenuhnya dan dibuat dalam berbagai model dengan dua, empat, lima, enam atau delapan spindel. Dalam mesin ini langkah operasi dibagi menjadi beberapa bagian sehingga satu stasiun mengerjakan satu bagian operasi dan semua stasiun beroperasi secara serentak sehingga memperpendek waktu pengerjaan.
Spindel yang membawa stok batang seluruhnya dipegang dan diputar dalam rel stok. Didepan spindel terdapat sebuah peluncur pahat ujung untuk tempat meletakkan pahat segaris dengan dengan masing-masing spindel mesin. Peluncur pahat tidak mengarah atau berputar
bersama pembawa spindel melainkan bergerak maju-mundur untuk membawa ujung pahat ke dan dari persinggungan dengan batang atau stok yang berputar.
Fris Pengebor Vertikal
Pada mesin ini benda kerja berputar pada meja horisontal. Pahat pemotong stasioner, kecuali untuk gerakan hantaran dan terpasang pada rel menyilang yang tingginya dapat distel. Pekerjaan yang bisa dilakukan adalah pekerjaan tepi horisontal, pembubutan vertikal dan
pengeboran. Mesin ini diberi tingkatan berdasarkan diameter mejanya yang ukurannya bervariasi dari 1 sampai 12 m. mesin fris pengebor vertikal. Kelebihan dari mesin ini adalah bisa memegang suku cadang yang besar dan berat, karena benda kerja dapat diletakkan di meja dengan crane. --

Mesin Bubut
MESIN PERKAKAS


Mesin Bubut

Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).


Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengna jalan menukar roda gigi translasi (change gears) yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir (lead screw).
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai ke khususan karena digunakan untuk monversi dari ulir metrik ke ulir inchi.

• Prinsip Kerja Mesin Bubut

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.


• Bagian-Bagian Mesin Bubut

Mesin bubut terdiri dari meja (bed) dan kepala tetap (head stock). Di dalam kepala tetap terdapat roda-roda gigi transmisi penukar putaran yang akan memutar poros spindel. Poros spindel akan menmutar benda kerja melalui cekal (chuck). Eretan utama (appron) akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang (cross slide) dan eretan atas (upper cross slide) dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari motor listrik untuk memutar pulley melalui sabuk (belt).


MEMBUAT BENDA KERJA DENGAN MESIN BUBUT

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Mesin Bubut dan perlengkapannya
2. Alat ukur yang digunakan seperti Vernier Caliper
3. Benda Kerja

LANGKAH KERJA
1. Pastikan mesin bubut dalam kondisi siap pakai
2. Siapkan benda kerja
3. Siapkan alat ukur yang digunakan
4. Posisikan benda kerja didalam eretan kepala tetap
5. Pasang dan setting ketinggian pahat sejajar dengan eretan kepala lepas
6. Setting pahat menempel dengan benda kerja
7. Setting saklar skala pada posisi O ( nol )
8. Putar Saklar pada posisi ON
9. Mulai pembubutan dengan saklar otomatis
10. Bila sudah mendekati proses akhir sebaiknya saklar otomatis diganti dengan saklar manual
11. Setting saklar pada posisi 0,4
12. Mulai pembubutan dengan saklar otomatis
13. Bila sudah mendekati proses akhir sebaiknya saklar otomatis diganti dengan saklar manual
14. Lakukan pembubutan terus menerus dengan menaikkan skala sedikit demi sedikit secara kontinyu.

PRAKTIKUM

PROSES PRODUKSI II
BUBUT & MILLING







SOPARI
2006030467

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG





BAB I
PENDAHULUAN


1. TUJUAN
Proses bubut atau berbagai proses permesinan lainnya yang sering juga disebut dengan istilah machining tentunya sudah sering kita dengar. Hanya saja proses dan penggunaannya tidak semua orang mampu mengoperasikannya. Adapun beberapa jenis yang umum kita kenal adalah istilah mesin bubut, mesin milling, mesin grinding dan lain sebagainya. Untuk laporan kali ini kami menggunakan mesin bubut dan mesin milling dengan Tujuan yang ingin dicapai antara lain:
 Mampu mengoperasikan mesin bubut secara baik dan benar.
 Mampu mengoperasikan mesin milling dan membuat hexagon.
 Menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan.
 Mengetahui urutan atau cara untuk pembuatan produk dari material yang belum jadi menjadi produk baru sesuai desain.


2. BATASAN MASALAH
Pada pembuatan laporan ini, pembahasan yang diuaraikan hanya menyangkut beberapa hal seperti dibawah ini:
 Mampu membubut benda silinder baik horizontal dan vertical
 Mampu membuat benda tirus
 Mampu membuat ulir pada benda kerja.
 Mampu membuat hexagon

3.MACAM-MACAM PERMESINAN
Ada bebrapa jenis mesin yang sering digunakan dalamm proses permesinan diantaranya adalah mesin bubut, mesin freis, mesin grinding, mesin drilling, mesin milling dan lainnya sebagainya. Dari beberapa jenis diatas masih dapat dibagi lagi ke dalam beberapa sub menurut penggunaannya dan dan cara pengeoperasianya. Dalam pembuatan tugas ini yang dipakai adalah :
1. mesin bubut.
2. mesin milling.
Alat ukur yang digunakan adalah:
1. sigmat.
Benda kerja lain yang menjadi factor pendukung adalah:
1. gurinda
2. kunci ring 17.
3. kunci L
Namun tidak dibahas secara terperinci dalam laporan ini





















BAB II
DASAR TEORI

A. PENGERTIAN BUBUT
Bubut merupakan suatu istilah yang sering didengar di dunia ketehnikan khususnya bidang mekanik pabrikasi. Yaitu suatu proses pembentukan benda kerja dengan cara pengikisan menggunakan alat dalam hal ini disebut pisau sehingga bisa menghasilkan benda kerja yang diinginkan. Pada mesin bubut yang berputar adalah benda kerjanya, sedangkan pahatnya diam. Dalam hal ini mesin bubut pun mempunyai bagian-bagian yang harus dikenal sebelum menjalan atau mengoperasikannya. Agar tidak terjadi keselahan dalam pembuatan.
Proses bubut itu sendiri dapat dibagi dalam bebera sub diantaranya adalah:
1. Proses bubut ( lathe machining)
2. Proses turning, diataranya;
 Silinder
 Tirus
 Konis
Untuk pembubutan benda silinder yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
 Feed : Gerak kerja
 Hantaran : kecepatan pergerakan pahat atau pisau dalam mm/putaran.
 RPM : putaran dudukan benda kerja .
 Kecepatan potong: tergantung material yang digunakan.
 Dalamnya atau besarany jarak yang akan dipotong atau dikecilkan.

Antara material benda kerja dan pahat yang digunakan pun harus disesuaikan dengan memperhatikan beberapa hal yaitu yang mendasa untuk diketahui adalah mengenal beberapa jenis material yang umum digunakan
1. material Fero :
 Baja lunak :
 Baja keras

2. material non Fero:
 Alumunium
 Tembaga
 Campuran Al dan Magenesium
 Campuran lainnya.


Untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang maksimal dalam proses pengerjaan benda kerja ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengoperasiannya. Yang harus diperhatiakan adalah mencari kecepatan potong trelebih dahulu. Disesuaikan sesuai dengan jenis material yang digunakan yaitu dengan cara :

V = π D N (m/mnt)
1000
Keterangan; V = Kecepatan potong bahan ( m/ mnt)
N = Putaran benda kerja ( rpm)
D = Dimensi benda kerja ( mm )


N = V . 1000 ( rpm )
π . D

mencari waktu proses ;
Tm = L ( menit )
S . N

Keterangan : Tm = waktu proses
L = panjang benda kerja
S = gerak kerja
N = putaran


Membuat benda tirus atau konis harus mencari sudut kemiringannya. Dengan cara


Tg α = D - d
2. L
α = ……

keterangan ; D = Diameter besar
d = diameter kecil
L = panjang benda kerja yang akan dibuat tirus.


B. MESIN MILLING
Mesin milling atau sering juga disebut dengan mesin freis. Produk yang dapat dihasilkan dari mesin ini adalah benda kerja dengan bentuk plat, alur atau roda gigi.
1. Jenis-jenis mesin Milling
Mesin milling dapat di bedakan memjadi beberapa jenis yaitu:
 Mesin milling Horizontal
 Mesin milling vertical
 Mesin milling copy
 Mesin NC/ CNC
 Mesin milling senter.

Pada mesin milling yang berputar atau bergerak adalah pahatnya atau pisaunya. Dengan mengacu pada beberapa hal yang sama seperti pada mesin bubut, langkah pertama yang diambil adalah mengetaui kecepatan potong mesin milling itu sendiri yaitu:

V = π D N (m/mnt)
1000
Keterangan; V = Kecepatan potong bahan ( m/ mnt)
N = Putaran benda kerja ( rpm)
D = Dimensi benda kerja ( mm )

Kemudian mencari waktu potong dengan cara :


T = L + Vd ( D – d ) + 6
F
Keterangan ; T = waktu potong ( menit )
S = jarak
F = hantaran ( m/mnt)

Untuk Pembuatan roda gigi atau kepala baut atau bentuk lainnya menggunakan kepala pembagi dan piringan pembagi
















BAB III

METODE PRAKTIKUM
1. MATERIAL

Untuk praktikum kali ini material yang digunakan adalah jenis besi biasa atau sering disebut dengan SS 400. dengan ukuran awal adalah 110 x Diameter 30.
Seperti terlihat pada gambar di bawah ini







Dimeter = 30 mm
Panjang = 110 mm

Dan hasil yang ingin diperoleh adalah sebagai berikut:







2. PROSES PEMBUATAN
Proses yang harus dilalui untuk pembuatan benda kerja ini adalah dengan menggunakan 2 mesin yang berbeda. Yaitu proses pertama dilakukan dengan menggunakan mesin bubut. Dimana pada mesin bubut ini menyelesaikan beberapa tahapan yaitu :
1. pengikisan dimensi dari 30 mm menjadi 20 mm
2. pemotongan panjang untuk diameter sebaesar 50 mm. sehingga ukuran yang dinginkan menjadi 50 x dia.20
3. pembuatan tirus pada diameter 30mm.

proses yang dilakukan pada mesin milling adalah:
1. pembuatan hexagon

 langkah – langkah pembuatan
langkah yang harus diselaikan adalah secara bertahap
MESIN BUBUT :
 atur mata pahat yang akan digunakan mata ditik tengah. Ataur sehingga mata pahat benar-benar berada di titik tengah benda kerja
 putar mesin berlawan arah jarum jam
 atur spindle dibagian belakang mesin bubut dan sesuaikan putaran RPM nya.
 Gunakan spindle otomatis sampai batas panjang 50 mm.
 Untuk pengaturan otomatis gunakan spindle otomatis. Dan pahat akan berjalan otomatis sesuai dengan setting yang telah dilakukan.
 Setiap beberapa kali proses pemakanan harus selalu di cek dengan menggunakan sigmat.
 Setelah hasil yang sesuai ukuran didapat yaitu panjang = 50 dan diameter 20. balik benda kerja ke ujung yang lainnya untuk membuat benda tirus.
 Untuk membuat benda tirus harus menggunakan rumus

Tg α = D - d
2. L
MESIN MILLING :

 Gunakan mesin milling pada untuk proses selanjutya yaitu pembuatan hexagon. Dimana cara yang dilakukan adalah:
1. mulai melakukan proses pemakann.
2. setelah satu sisi selesai lakukan pada sisi berikutnya.
3. lakukan seperti pada tahapan no. 1
4. lakukan proses pemakanan hanya sepanjang pisau potong jaya atau sekitar 10 mm



























BAB IV
HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN

1. BUBUT SILINDER
Dari hasil yang telah diperoleh melalui praktikum didapat ukuran yang bervariasi disetiap titiknya yaitu:

TITIK TITIK UKURAN (mm) Rata – rata (mm)


1 A 20.00

20.075
B 20.10
C 20.15
D 20.05


2 A 20.05

20.05
B 20.15
C 20.00
D 20.00
Panjang total dari hasil silinder adalah 90.10 mm.

2. BUBUT TIRUS
Dari perhitungan yang didapat yaitu dengan menggunakan rumus

Tg α = D - d
2. L
Tg α = 30 - 20
2. 20
= 17.2 o
Setelah dilakukan proses pemakanan didapat data sebagai berikut:
 Diameter kecil yang didapat adalah sebesar



TITIK TITIK UKURAN (mm) Rata – rata (mm)


1 A 20.00

19.875
B 19.80
C 19.75
D 19.90


3. PEMBUATAN HEXAGON
Pada proses pembuatan hexagon gunakan mesin freis atau miling.
Sebelum menyalakan mesin. Setting terlabih dahulu kepala pembagi. Dan hasil dari yang didapat adalah beberapa ukuran yang tidak simetris. Kemungkianan terjadi karena beberapa factor diatanranya adalah:
 Mesin yang sudah tidak standar lagi.
 Kelalaian operator.
 Benda kerja yang goyang
 Benda kerja yang memang karena pemotangan awal menjadi oval karena panas dan hal lainnya.
Hasil pengukuran didapat sebagai berikut.

TITIK UKURAN p x l x t(mm)
1 10 x 6.80 x 1.45
2 10 x 5.75 x 1.20
3 10 x 4.50 x 0.85
4 10 x 3.2 x 0.30
5 10 x 3.25 x 0.1
6 10 x 2.30 x 0






BAB V
KESIMPULAN

1. KESIMPULAN.
Dari hasil praktikum proses produksi didapat data sebagai berikut
 Ukuran untuk proses silinder didapat berbagai macama variasi disetiap titik. Nilai rata-rata yangdidapat adalah 20. 075 pada titik ke-1 dan 20,05 pada titik ke 2
 Panjang total uang diperoleh sebesar 90.10 mm.
 Hasil diameter kecil diperoleh ukuran rata-rata sebasar 19.875
 Proses pemakanan pembuatan ulir tidak dilakukan.
 Proses pembuatan hexagon mempunyai nilai yang sangat bervariasi yaitu seperti terlihat pada table dibawah ini

TITIK UKURAN p x l x t(mm)
1 10 x 6.80 x 1.45
2 10 x 5.75 x 1.20
3 10 x 4.50 x 0.85
4 10 x 3.2 x 0.30
5 10 x 3.25 x 0.1
6 10 x 2.30 x 0
 Menyetelan mata pahat dengan sudut yang benar akan memperlama ketumpulan pahat atau pisau potong.